Jakarta, Kastaramedia – Ekonomi Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan dinamika yang signifikan di tengah berbagai tantangan global. Dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan mencapai 5-5,1 persen pada kuartal I-2024, momentum Ramadan dan Lebaran telah memberikan dorongan positif terhadap konsumsi domestik dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan global seperti kenaikan harga minyak dan konflik di Timur Tengah memberikan tekanan pada ekonomi nasional. Harga minyak West Texas Intermediate yang menyentuh level tertinggi USD 87,67 menandakan adanya ketidakpastian yang harus dihadapi oleh pemerintah dan pelaku ekonomi di Indonesia.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi lonjakan arus balik Lebaran 2024, seperti penerapan one way pada Tol Semarang-Cikampek, menunjukkan responsivitas dan adaptasi terhadap kebutuhan masyarakat yang bergerak dinamis selama periode penting ini. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan memperlancar distribusi barang dan jasa yang esensial untuk pemulihan ekonomi.
Selain itu, program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Pahlawan Ekonomi Nusantara-PENA) yang dipaparkan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini pada pertemuan bilateral OECD, menunjukkan komitmen pemerintah dalam menguatkan fondasi ekonomi dari tingkat akar rumput. Program ini diharapkan dapat membantu penerima bantuan sosial untuk meningkatkan kapasitas ekonomi mereka dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Dengan melihat berbagai upaya dan strategi yang diterapkan, baik dalam menghadapi tekanan global maupun dalam memanfaatkan momentum domestik, ekonomi Indonesia terus bergerak maju. Kedepannya, sinergi antara kebijakan pemerintah, ketahanan sektor usaha, dan partisipasi masyarakat akan menjadi kunci dalam menavigasi ekonomi Indonesia menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
